by: m. iman taufiqurrahman
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits Abdullah bin Mas’ud ra, “Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia usangkan, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia keluarkan dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya”. (HR. At-Tirmizi)
Setiap kita akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah berkaitan dengan “masa muda”. Bagaimana engkau pergunakan masa mudamu itu?. Tidak sedikit manusia yang menggunakan masa mudanya sebagai masa untuk berhura-hura, berpoya-poya, bahkan ditenggelamkan dalam pesta narkoba atau pergaulan bebas (naudzu billah).
Ibrahim AS adalah sosok Pemuda yang ditampilkan Al-Qur’an sebagai uswah (contoh) terbaik dalam menghabiskan masa mudanya dalam limpahan kasih sayang Allah Ar-Rahman. Kisah Ibrahim muda ini dicatat dalam QS Al-Anbiya (21) ayat 51-70.
PEMUDA YANG TERCERAHKAN
Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaan)nya. (QS Al-Anbiya (21):25)
Ibrahim As adalah pemuda yang dianugerahi Allah SWT “Hidayah Kebenaran”. Beliau hidup ditengah keluarga pembuat “patung berhala”, tetapi hidayah kebenaran yang telah menerangi jiwanya, sehingga jiwanya mampu menentukan kesalahan bapaknya si pembuat berhala dan bahkan mampu menemukan akar kesalahan itu dari “penguasa tiran” Kerajaan Namrudz.
(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?" (QS 21:26). Pernyataan ini adalah pernyataan tegas dari insan yang telah “tercerahkan” jiwanya dengan tauhid hingga mampu menemukan dan menunjukan kesyirikan massal suatu bangsa. Kersyirikan “nasionalisme” yang dilambangkan oleh patung-patung made in Azzar sebagai bapaknya sendiri.
Kejernihan akaldan hatinya, sanggup menerobos tradisi syirik bangsanya yang telah terjadi berabad abad lamanya. Mendobrak tradisi-tradisi jahiliyyah yang sudah menjadi akar budaya di masyarakat. Perhatikanlah dialog Ibrahim dengan kaumnya:
[21:53] Mereka menjawab: "Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya".
[21:54] Ibrahim berkata: "Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata".
[21:55] Mereka menjawab: "Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?"
[21:56] Ibrahim berkata: "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya: dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu".
Sikap kritis Ibrahim adalah implikasi jiwa yang tercerahkan dengan Tauhidullah.
PEMUDA YANG BERANI
Ibrahim muda bukan hanya sanggup berpikir kritis tetapi juga “berani karena benar”. Sikap kritis Ibrahim kepada kaumnya yang kolot, menuai ancaman serius [21:55]. Tetapi Ibrahim malah membuat langkah-langkah serius perlawanan [21:57], dirancanglah sebuah siasat gerakan perlawanan.
Langkah dan rancangan perlawanan Ibrahim bukan hanya rencana diatas kertas, tetapi sampai di implementasikan dalam langkah riil. Pemuda Ibrahim kemudian menghancurkan berhala-berhala kerajaan Namrudz, kecuali yang terbesar [21:58]. Simbol perlawanan serius mulai dilancarkan Pemuda Ibrahim.
Tentu langkah ini tak akan mampu dilaksanakan oleh manusia pengecut, yang takut ancaman dari penguasa tiranik. Langkah sarat resiko, penuh bahaya,… ditempuh Ibrahim sebagai Pemuda Pemberani. Ibrahim tidak memendam rasa takut sedikitpun kepada manusia. Yang ditakutinya hanyalah adzab Allah.
PEMUDA YANG REVOLUSIONER
PEMUDA YANG BRILLIAN
PEMUDA YANG TEGAR
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits Abdullah bin Mas’ud ra, “Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia usangkan, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia keluarkan dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya”. (HR. At-Tirmizi)
Setiap kita akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah berkaitan dengan “masa muda”. Bagaimana engkau pergunakan masa mudamu itu?. Tidak sedikit manusia yang menggunakan masa mudanya sebagai masa untuk berhura-hura, berpoya-poya, bahkan ditenggelamkan dalam pesta narkoba atau pergaulan bebas (naudzu billah).
Ibrahim AS adalah sosok Pemuda yang ditampilkan Al-Qur’an sebagai uswah (contoh) terbaik dalam menghabiskan masa mudanya dalam limpahan kasih sayang Allah Ar-Rahman. Kisah Ibrahim muda ini dicatat dalam QS Al-Anbiya (21) ayat 51-70.
PEMUDA YANG TERCERAHKAN
Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaan)nya. (QS Al-Anbiya (21):25)
Ibrahim As adalah pemuda yang dianugerahi Allah SWT “Hidayah Kebenaran”. Beliau hidup ditengah keluarga pembuat “patung berhala”, tetapi hidayah kebenaran yang telah menerangi jiwanya, sehingga jiwanya mampu menentukan kesalahan bapaknya si pembuat berhala dan bahkan mampu menemukan akar kesalahan itu dari “penguasa tiran” Kerajaan Namrudz.
(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?" (QS 21:26). Pernyataan ini adalah pernyataan tegas dari insan yang telah “tercerahkan” jiwanya dengan tauhid hingga mampu menemukan dan menunjukan kesyirikan massal suatu bangsa. Kersyirikan “nasionalisme” yang dilambangkan oleh patung-patung made in Azzar sebagai bapaknya sendiri.
Kejernihan akaldan hatinya, sanggup menerobos tradisi syirik bangsanya yang telah terjadi berabad abad lamanya. Mendobrak tradisi-tradisi jahiliyyah yang sudah menjadi akar budaya di masyarakat. Perhatikanlah dialog Ibrahim dengan kaumnya:
[21:53] Mereka menjawab: "Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya".
[21:54] Ibrahim berkata: "Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata".
[21:55] Mereka menjawab: "Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?"
[21:56] Ibrahim berkata: "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya: dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu".
Sikap kritis Ibrahim adalah implikasi jiwa yang tercerahkan dengan Tauhidullah.
PEMUDA YANG BERANI
Ibrahim muda bukan hanya sanggup berpikir kritis tetapi juga “berani karena benar”. Sikap kritis Ibrahim kepada kaumnya yang kolot, menuai ancaman serius [21:55]. Tetapi Ibrahim malah membuat langkah-langkah serius perlawanan [21:57], dirancanglah sebuah siasat gerakan perlawanan.
Langkah dan rancangan perlawanan Ibrahim bukan hanya rencana diatas kertas, tetapi sampai di implementasikan dalam langkah riil. Pemuda Ibrahim kemudian menghancurkan berhala-berhala kerajaan Namrudz, kecuali yang terbesar [21:58]. Simbol perlawanan serius mulai dilancarkan Pemuda Ibrahim.
Tentu langkah ini tak akan mampu dilaksanakan oleh manusia pengecut, yang takut ancaman dari penguasa tiranik. Langkah sarat resiko, penuh bahaya,… ditempuh Ibrahim sebagai Pemuda Pemberani. Ibrahim tidak memendam rasa takut sedikitpun kepada manusia. Yang ditakutinya hanyalah adzab Allah.
PEMUDA YANG REVOLUSIONER
PEMUDA YANG BRILLIAN
PEMUDA YANG TEGAR
to be contimued ... ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar